Ad Code

Cerita Driver Ojek Online: Preman Syariah

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Jumpa lagi bro sis dengan mas TRH di sini. Kali ini gue bakal ceritain pengalaman jadi driver salah satu perusahaan transportasi online sepeda motor. Kalo sebelumnya gue pernah cerita nih dikasih uang tips tapi kelihatannya haram. Kalo mau baca klik link ini "Driver Ojek Online: Uang Tip atau Uang Haram?". Nah, kali ini gue bakal nyeritain pengalaman yang berbeda dari perusahaan yang berbeda pula. Cerita driver ojek online ini berjudul "Preman Syariah"
Di artikel yang dikasih uang tip itu gue pakai aplikasi A, nah cerita tentang preman syariah ini pakai aplikasi B. Oke..langsung aja nih Mulai cerita aja kali ya daripada ntar lo nutup tab atau bahkan browser gegara kelamaan gak masuk ceritanya.
Jadi gini bro sis, gue mulai nyalain aplikasi driver ojek online nya itu dari rumah. Bunyi tuh titik penjemputan di sekitar Bandara Halim Perdanakusuma. Gak jauh lah ya dari rumah gue. Tanpa telpon dan SMS langsung gue cuss ke TKP. Sampe di TKP bingung lah gue mana orang yang mau dijemput. Baru sampe lokasi gue telpon.
driver ojek online

"Mas, posisi di mana?", tanya gue.
"Sedang jalan keluar mas. Pakai baju merah dan topi hitam", jawab si calon penumpang.
5 menit menunggu akhirnya si penumpang yang ngeh sama gue. Mungkin karena gue keasyikkan ngaca di spion motor gue kali ya karena mengagumi pesona dan kharisma dari wajah gue jadi gak ngeh kalo penumpang dah muncul. Langsung gue samperin tuh CS nya.
"Mas TRH ya?" tanya si penumpang.
"Iya. Tujuannya ke mana ya mas?", tanya gue. Maklum di aplikasi ini gak tertera tujuannya. Bahkan kalo tujuannya ke akhirat pun gue juga gak tau.
"Narogong, Bekasi Mas."
Dalem hati gue ngomong, "Het dah ucet...Narogong coy. Lawannya transformer semua tuh jalanan."
Gue liatin aja tuh penampilan penumpang dah mirip preman bin tukang begal. Tatto dari tangan sampe leher bro sis. Dah ah dalam hati gue mah pasrah aja sama Allah kalo-kalo ntar di jalanan gue ditusuk ato gimana.
Singkat cerita, gue buka omongan tuh di jalan. Mulai gue tanya dia kerja di mana, anak berapa, istri berapa, simpanan berapa, selingkuhan berapa, gebetan berapa.
Jadi tuh, si mas preman ini kerja di NTB jadi penjaga hangar pesawat. Dia pulang ke Bekasi buat ketemu keluarganya. DI jalanan dia sempet jawab telepon dari anaknya dengan bahasa yang sangat mesra dari seorang ayah ke anaknya.
Dan ini yang bikin gue kaget. Tuh preman syariah juga. Dia sukses menjalankan dalil ini.
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آَتَاهُ اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آَتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath Tholaq: 7)
Di jalan dia minta mampir ke salah satu minimarket dan gue minta tunggu diluar. Waktu itu perjalanan masih kurang sekitar 10km lagi. Setelah sekitar 5 menit dia keluar bawa tentengan banyak banget. Tiba-tiba dia bilang gini
"Mas, kita istirahat dulu disini."


Gue takut kan yak, kali aja udah kawasannya dan tiba-tiba gue dibegal. Emang sih masih sore tapi namanya orang di daerah asing mah ngeri coy.
Terus dia kasih tuh 1 plastik tentengan ke gue.
"Mas, ini makan dulu ada roti sama teh."
Gue agak heran nerima itu. Tapi yaudah gue makan aja tuh roti daripada gue yang dimakan ntarnya.
Yaps, setelah jalan dan sampe lah di rumahnya. Gue endtrip dan muncul tarifnya kalo gak salah 60 ribu. DIbayar cash 50 ribu plus 10 ribu. Oke gue terima. Pas mau balik motor gue penasaran bin kepo dia ketemu sama anak dan istrinya. Bener aja. Dia ngucap salam dan langsung dijawab sama anak dan istrinya. MasyaAllah...anaknya langsung meluk bapaknya dan langsung digendong tuh anak.
Gue yang mau beranjak dari rumahnya (lagi puter balik motor), dipanggil sama mas preman.
"Mas TRH, ini tipya lupa. Tunggu ya."
Di ngerogoh kantong dan dikasihlah gue 50 ribu.
"Ini mas. Tipnya. Udah ambil aja."
Gue terima dan gue bilang, "Jazakallah khairan katsir."
Langsung dijawab sama mas preman, "Wa iyyakum."
Pas gue jalan ninggalin mas preman yang lagi gendong anak, gue langsung inget ini
QS Al-Baqarah:216

Hmm...yayaya. Don't judge a book by the cover. Don't judge a cover by the price. Simpel kan? Oke bro sis, itu tadi cerita gue jadi driver ojek online yang dapet penumpang preman syariah. Kalo ada cerita yang menarik lagi bakal gue post disini ya.
Terima kasih udah menyedekahkan kuota dan waktu bro sis buat buka blog ini. Semoga dihitung sebagai kebaikan di sisi Allah Subhanahu wa 'ta'ala.
Jazakumullah khairan katsir.

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. 
Reactions:

Posting Komentar

0 Komentar